Gunung Tawing adalah terletak di perbatasan
Magelang dengan Purworejo, tepatnya di dekat desa Mayungsari,
bersebelahan dengan Krasak.Dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan
roda 4. Pintu masuk bisa melalui ngepos atau salaman. Dan tidak hanya
itu saja masih bisa melalui beberapa jalur alternatif yang lain.
disana terdapat batu yang konon pernah dijadikan persembunyian Pangeran Diponegoro saat dicari oleh penjajah. Namun kebenaran cerita ini belum bisa dipastikan dan dibuktikan.
Dari atas batu ini kita bisa melihat kota Salaman, magelang dari ketinggian, terlihat pula jalan utama ( Jl. Raya Magelang ) melintang ditengah buni nan hijau.
Cukup indah pemandangan dilihat dari sisi timur laut. Bahkan dari sisi lainpun tak kalah indahnya, namun sayang sekali kami datang di saat matahari sangat terik. Tepat diatas batu bercelah dan tersangga batu kecil itu, terik matahari seperti hendak memanggang kami yang berada diatasnya. Namun tak terlewatkan untuk kami sejenak mensyukuri dan memandangi indahnya dataran rendah di bumi pertiwi dari balik batu yang tertelungkup kesepian.
Sinar matahari yang membelah batu ini dari celahnya, terlihat lebih indah.
Tak bosa ku berlama - lama di atas punggungmu, kulitku tak kuasa menahan hempasan panas yang kau berikan. Dan kamipun kembali meninggalkannya sendiri, ditengah perjalanan, pohon nan rindang menjulurkan akarnya, dan beberapa anak diantara kami bermain asik dengannya, ceria masakecil tak pernah lepas dari kehidupannya
disana terdapat batu yang konon pernah dijadikan persembunyian Pangeran Diponegoro saat dicari oleh penjajah. Namun kebenaran cerita ini belum bisa dipastikan dan dibuktikan.
Dari atas batu ini kita bisa melihat kota Salaman, magelang dari ketinggian, terlihat pula jalan utama ( Jl. Raya Magelang ) melintang ditengah buni nan hijau.
Cukup indah pemandangan dilihat dari sisi timur laut. Bahkan dari sisi lainpun tak kalah indahnya, namun sayang sekali kami datang di saat matahari sangat terik. Tepat diatas batu bercelah dan tersangga batu kecil itu, terik matahari seperti hendak memanggang kami yang berada diatasnya. Namun tak terlewatkan untuk kami sejenak mensyukuri dan memandangi indahnya dataran rendah di bumi pertiwi dari balik batu yang tertelungkup kesepian.
Sinar matahari yang membelah batu ini dari celahnya, terlihat lebih indah.
Tak bosa ku berlama - lama di atas punggungmu, kulitku tak kuasa menahan hempasan panas yang kau berikan. Dan kamipun kembali meninggalkannya sendiri, ditengah perjalanan, pohon nan rindang menjulurkan akarnya, dan beberapa anak diantara kami bermain asik dengannya, ceria masakecil tak pernah lepas dari kehidupannya
0 comments :
Post a Comment